LITTLE KNOWN FACTS ABOUT KOTA TUA.

Little Known Facts About kota tua.

Little Known Facts About kota tua.

Blog Article

Selia mengatakan ibunya pernah membuka toko busana di Glodok yang bernama Cindy Collection selama 25 tahun. Namun, akibat pandemi, toko tersebut terpaksa tutup. Selia sendiri sedang bekerja menjalani usaha on-line shop bersama saudaranya sembari berkuliah.

What we appreciated most about Kopi Es Tak Kie was its down-to-earth charm and convivial environment. On our arrival, the location was buzzing with men and women sitting elbow to elbow, reminding us from the small cafes in Hong Kong.

Photographers will like the colourful colours, several specifics for the altars plus the worshippers burning incense. Please be respectful, even though, and recall it’s a spot of worship.

Namun bila ingin tiba lebih cepat, sebaiknya gunakan kendaraan pribadi. Lain lagi jika ingin sekaligus rekreasi di area dalam kota, bisa rental mobil Brio Jakarta Barat yang mungil, nyaman, dan pastinya tarifnya terjangkau.

Namun dengan datangnya pandemi yang memberhentikan perjalanan ke luar negeri, turis domestik mulai tertarik mengikuti tur jalan kaki.

“Mereka menganggap mereka masih dipandang minoritas. Bagaimana caranya agar orang lain yang memperkenalkan biar enggak merasa mereka ini.

Pie Oh Gang Gloria berdiri pada 1966, kini telah memasuki generasi ketiga dan akan terus dilanjutkan oleh generasi berikutnya.

Perempuan berusia 29 tahun itu ingin orang muda memiliki semangat untuk membuat Glodok menjadi tempat yang keren dan penuh kehidupan, seperti di zaman orangtuanya.

Di sisi lain, Petak Sembilan seperti kawasan Glodok lainnya, juga menyimpan sejarah dan cerita dari masa lalu yang tidak boleh terlupakan.

Salah satu rumah petak itu adalah warung kopi yang sering dikunjungi oleh para pengunjung kawasan ini. Namun, sekarang rumah petak tersebut sudah tidak ada lagi.

Fehrry mengatakan, kawasan itu disebut Petak Sembilan lantaran dahulu get more info hanya ada sembilan petak rumah yang berdiri.

Di sana juga kerap mengadakan festival pecinan yang menampilkan pertunjukan budaya etnis Tionghoa seperti Barongsai.

Sebagai salah satu orang muda keturunan Tionghoa yang masih giat menjalankan usaha sendiri, Lalita merasa perlu ada lebih banyak anak muda Tionghoa yang ikut serta dalam mengembangkan masa depan Glodok.

Awalnya, banyak orang bingung dengan keputusannya membuka tokonya di Glodok. Sebab, orang-orang yang datang ke Glodok ingin mencari makanan jalanan di tengah gang-gang sempit, sedangkan toko Lalita lebih menyerupai kafe-kafe untuk orang muda nongkrong di daerah Senopati dan Jakarta Selatan.

Report this page